Sekilas Sejarah Rebo Kasan

I. LATAR BELAKANGUpacara Rabu Kasan setiap tahun diadakan di desa Air Anyer Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Upacara ini merupakan tolak balak yang dilaksanakan tiap-tiap hari Rabu di bulan Syafar Tahun Hijriah.

Perkataan Rabu Kasan berasal dari kata Rabu yang terakhir (Bulan Syafar). Menurut keterangan dari beberapa orang ulama, setiap tahun Allah menurunkan bermacam-macam bala lebih kurang 3.200 macam bala ke muka bumi ini pada hari Rabu terakhir di bulan Syafar, mulai terbitnya fajar sampai siang Rabu tersebut.

Maka setiap penduduk pada hari itu hendaklah hati-hati, karena pada hari itulah yang paling mudah dan paling banyak mendapatkan bala (bahaya). Oleh sebab itu dianjurkan pada setiap penduduk yang ada berencana untuk mengerjakan pekerjaan yang berat-berat atau akan bepergian jauh sebaiknya diundurkan atau dibatalkan dulu sampai kira-kira pukul 02.00 siang, serta dianjurkan setiap penduduk pada hari itu sebaiknya berkumpul dan bersama-sama membaca do’a agar tersisih dari sekalian bala yang diturunkan Allah S.W.T pada hari itu.

Ada bermacam-macam cara dan pendapat mereka mengadakan upacara tolak bala tersebut. Pada hari biasanya diadakan di ujung / batas kampung, masyarakat pergi beramai-ramai dan berkumpul di tempat upacara serta membawa makanan-makanan dan yang penting agi adlaah ketupat lepas yaitu ketupat tolak bala dan air wafak. Yang dimaksud dengan ketupat tolak balak yaitu ketupat yang dianyam sedemikian rupa yang mudah terlepas apabila bagian ujung dan pangkal daun yang dianyam itu ditarik. Dan ketupat ini tanpa isi. Demikian juga Air Wafak yaitu air yang telah dicampur dengan air do’a wafak yang diambil dari ayat Al-Qur’an dan do’a ini ditulis di piring porselin yang putih bersih dengan tinta dawer dari Mekkah, kemudian piring yang bertulisan itu diisi dengan air bersih sampai tulisan itu terhapus dan bercampur dengan air tadi. Jika kita memerlukan lebih banyak, maka air ini boleh kita tambah sebanyak mungkin.

II. TEMPAT UPACARA

Pada waktu dahulu upacara ini diadakan di ujung atau perbatasan kampung, di sana mereka berkumpul tua, muda, laki-laki, permepuan setiap yang hadir telah membawa makanan-makanan, dan masing-masing membawa kerupat tolak balak yang telah disediakan masing-masing keluarga. Tetapi sekarang ini telah diadakan di masjid dan yang hadir cukup para lelaki saja, terutama bagi kepala keluarga.

III. JALANNYA UPACARA

  1. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan upacara tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak dan makanan untuk dimakan bersama pada hari itu.
  2. Tepat pada hari Rabu Kasan itu, kira-kira pukul 07.00 WIB semua penduduk yang akan mengikuti upacara telah hadir ke tempat upacara dengan membawa sedulang makanan, ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing. Setelah berkumpul semua sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan baru acara segera dimulai.

IV. TATA TERTIB PELAKSANAAN

  1. Pertama berdirilah seorang di depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan.
  2. Lalu disusul dengan pembacaan do’a bersama-sama. Selesai berdo’a semua yang hadir menarik/melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang terlah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masing.
  3. Setelah selesai acara melepaskan anyaman ketupat tolak balak tersebut baru mereka makan.
  4. Setelah makan bersama, lalu masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan termasuk untuk semua keluarganya yang ada di rumah masing-masing.
  5. Setelah selesai acara ini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga/keluarganya.
  6. Pada akhir-akhir ini banyak yang menggunakan kesempatan ini pada sore-sore harinya terutama bagi muda mudi mencari hiburan di Pantai Air Anyer. Bahkan sekarang ini makin banyak pengunjung yang datang dari luar kampung Air Anyer menyaksikan dan berlibur ke Pantai Air Anyer pada setiap tahun diadakan acara Upacara Rabu Kasan ini.

V. PENUTUPDemikianlah sinopsi Rabu Kasan ini dibuat, semoga berguna bagi kita untuk mengetahui sejarah kebudayaan yang ada di Pulau Bangka dan kita patut untuk menjaga dan kelestariannya.

10 Tanggapan to “Sekilas Sejarah Rebo Kasan”

  1. maksudnya gmana ya… q kurang ngerti. coz kayaknya rumit baget. tolong kirim ja ya ke email q. thx

  2. mega malini Says:

    koq belum ada yang mencantumkan secara detail tentang tari tradisi bangka belitung ya,,,,seperti tari kedidi itu..tari itu kan sudah menjadi tari tradisi dari bangka belitung,,tari campak..

  3. apakah budaya ini asli Bangka??
    mengapa budaya seperti ini ada juga di Bandung??

  4. coba lebih detai lagi,, tentang perlengkapan.a ap… makna.a ap… dll
    coz ad tgs tntng ini cuy,, hehe
    thnks 😉

  5. mirasyahda Says:

    teringat masa kecil, setiap perayaan rabu kasan pasti seru.

  6. menurut sebagian ulama, pada reo ahir bulan safar Alloh menurunkan 320000 bencana, sehingga para ulama berdoa dan solat tolak bala dan ber sodaqoh dengan makanan yaitu ketupat dll karena sodaqoh bisa dijadikan menoak bala (bencana) tradisi ini memang tdk ada dlm qur’an dan hadisnya….tapi tradisi ini positif

  7. rizal mustaktim Says:

    siippp

  8. […] Sekilas Sejarah Rebo Kasan […]

Tinggalkan komentar